NITROBENZENA
A. Judul
Percobaan
“Pembuatan
Nitrobenzena”
B. Tujuan
Percobaan
Pada
akhir percobaan mahasiswa diharapkan mahir mengenai hal-hal berikut:
1. Cara mmenyusun dan
penggunaan alat yang diperlukan dalam pembuatan senyawa organic yang berwujud
cair seperti refluks, ekstraksi pelarut, menggunakan corong pisah, pengeringan,
penyaringan, dan destilasi.
2. Asas-asas substitusi elektrofilik aromatik.
3. Perbedaan yang khas antara reajksi senyawa aromatic
dan alifatik
C. Landasan Teori
Senyawa
organic secara umum digolongkan sebagai senyawa hidrokarbon aromatis. Senyawa
hidrokarbon aromatis adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai atom karbon
tertutup (siklis). Senyawa hidrokarbon aromatis digolongkan menjadi senyawa
aromatis hidrokarbon dan senyawa aromatis heterosiklis. Senyawa romatik
hidrokarbon misalnya senyawa benzene dengan turunannya. Sedangkan senyawa
aromatis heterosiklis misalnya iridin, furan dan piral. (Thersnik. 2008: 78)
Menurut
Friedrich August Kekule, Jeran (1869), struktur benzene dituliskan sebagai
cincin dengan enam atom karbon yangmengandung tiga buah ikatan rangkap yang
berselang-seling. Kerangka atom karbo dalam benzena membentuk segi enam
beraturan dengan sudut ikatan sebesar 1200. Benzena tidk sama dengan benzin,
benzene merupakan senyawa golongan aromatik dikenal aromatic karena berbau
sedap, sedangkan benzin merupakan campuran senyawa alkena dan rumus dari
benzena ialah C6H6 (Anonim1, 2010).
Berdasarkan teori struktur Lewis,
benzena dituliskan sebagai berikut:
Semua atom C terletak dalam
satubidang. Semua atom C mempunyai orbital P yang tegak lurus pada bidang. Hal
ini terjadi karena atom C dalam bentuk hibrida SP2. Sejalan dengan
konsep ikatan delokal maka benzena mempunyai orbital delokal yang berbentuk
cincin. Banyaknya electron adalah6. Hal ini berarti bahwa system delokal
benzene adalah system aromatik karena mengikuti rumus (4n + 2) untuk n=1
(Rasyid, 2006:86 ).
Nitrasi
adlah salah satu contoh dari reaksi substitusi dari elektrofilik aromatic.
Dalam reaksi ini, suatu gugus fungsi terikat secara langsung pada cincin
aromatic, yakni gugus nitro (-NO2). Nitrasi dapat dilakukan dengan
menggunakan HNO3 dan H2SO4 pekat atau larutan
HNO3 dalam suasana asetat glacial. Pemilihan suatu penitrasi
bergantung pada antara lain kereaktifan senyawa yang akan dinitrasi (substrat)
dan kelarutannya dalam medium penitrasi. Dalam percobaan ini nitrasi benzene
dilakukan dengan menggunkan campuran HNO3 pekat dan H2SO4
pada suhu antara 50 - 60°C. (Tim
Dosen Kimia Organik, 2010 : 11).
Benzene
direaksikan dengan campuran antara asam nitrat dan asam sulfur pekat pada suhu
kurang dari 50°C. Selagi suhu bertambah, kemungkinan mendapatkan NO2;
tersubstitusi ke cincin bertambah dalan terbentuklah nitrobenzene.
Asam sulfur
pekat bereaksi sebagai katalisator ( Clark, 2004 ).
Substituent
aromatik elektrofilik adalah reaksi organic dimana sebuah atom, biasanya
hydrogen,yang terikat pada system aromatisdiganti dengan elektrofil. Reaksi
terpenting pada kasus ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik,
sulfonasi aromatic, dan asilasi dan alkilasi rekasi Fried-Crafis ( Anonim2
, 2010 ).
Bila
benzena direakskan dengan HNO3 pekat dan H2SO4 pekat
maka diperoleh hasil nitrobenzena. Fungsi H2SO4 dalam reaksi ini adalah untuk
mempercepat pembentukan ion nitronium (NO2+) yang
merupakan spesies penyerang cincin benzena ( Parlan dan Wahyudi, 2003; 87 ).
Pada
nitrasi aromatik, katalis asam sulfat memprotonasi asam nitrat yang kemudian
melepaskan air dan menghasilkan ion nitronium yang mengandung atom nitrogen
bermuatan positif.
Ion nitronium, yaitu suatu elektrolisis kuat, kemudian
menyerang cincin aromatik ( Hart, 2003; 136 ).
D.
Alat dan Bahan
1. alat ;
a) Kondesor spiral
b) Labu bundar 500 mL
c) Sumbat karet
d) Corong pisah 250 mL
e) Penangas air
f) Gelas kimia 250 mL dan 100 mL
g) Thermometer 110°c dan 310°c
h) Gelas ukur 25 mL, 50 mL dan 10 mL
i) Labu semprot
j)
Pengaduk
k) Labu destilasi
2.
bahan ;
a) Benzene
b) Asam nitrat pekat
c) Asam sulfat pekat
d) MgO anhidrat
e) Larutan NaOH 5%
f) Es batu
g) Aquadest
h) Tissue
i) Kertas saring
E. Cara Kerja
1) Menempatkan 4 mL ar dalam labu bundar 500 mL kemudian
ditambahkan 35 gram (25 mL) HNO3 pekat dan ditambahkan juga 23,5
gram (30 mL) H2SO4 pekat.
2) Ditambahkan pula 23.5 gram (27 mL) benzene sedikit
demi sedikit, sambil dikocok kuat.
3) Sesekali mendingikandibawah pancuran air diatur
suhunya 50-60°c, kemudian direfluks selama 40 menit.
4) Memisahkan nitrobenzene dari lapusan air, lalu dicuci berturut-turut
dengan 25 mL air dan larutan NaOH 5%.
5) Menambahkan MgO, kemudian disaring dan mengukur volume
hasil yang diperoeh.
F.Hasil
Pengamatan
{ bening } { kuning
} { bening }
atas dibuang
atas dibuang {bening}
atas dibuang
atas dibuang
G.
Analisis Data
Dik ; HNO3 = 35 gram
H2SO4 = 55 gram
C6H6 = 23,
5 gram
Mr HNO3 = 63 gram/ mol
Mr H2SO4 = 78
gram/ mol
Mr C6H6 = 123
gram/ mol
Berat jenis C6H5NO2
= 1.2 gram/ mL
C6H5NO2 praktek
= 13, 5 mL
Dit
; Mol HNO3 = ….?
Mol C6H6 = …..?
Rendamen = ….?
Penyeleseian;
Mula2 =
0,3 mol 0,6 mol
Brx = 0,3 mol 0,3 mol
H. Pembahasan
Pada percobaan ini dimasukkan 4 ml air dalam labu takar dan 25 ml asam
nitrat pekat, yang dimana berperan dalam protonasi untuk membuat nitrobenzene.
Fungsi air disini adalah untuk menghindari nitrasi lebih lanjut dan juga untuk
mencapai penitraa yang lunak. Asam nitrat befungsi sebagai penitrasi atau
sebagai zat untuk membentuk NO2+ yang digunakan sebagai
elektrofil dalam pembentukan senyawa nitrobenzena.
Sesudah
ditambahkan nitrat pekat kemudian, ditambahkan 30 ml asam sulfat pekat berperan
untuk memprotonkan asam nitrat agar menjadi reaktif yang juga berperan sebagai
katalis, yaitu mempercepat reaksi dan akan terbentuk kembali pada akhir reaksi.
Campuran zat tersebut dikocok, saat pengocokan menghasilkan panas yang terasa
dibagian luar labu takar. Hal ini menunjukkan bahwa campuran zat tersebut
terjadi reaksi eksoterm sehingga lingkungan ( labu ) menjadi panas. Reaksi yang
terjadi :
Asam nitrat dan asam sulfat yang dicampurakan
merupakan pereaksi penitraan yang sangat kuat untuk digunakan pada senyawa
aromatik (benzena) dengan kuat yang teraktifkan. Untuk pembuatan nitrobenzena
maka campuran zat harus ditambahkan dengan benzena. Penambahan benzene sebanyak
27 ml dimasukkan sedikit demi sedikit, untuk menghindari tingginya kenaikan
suhu pada karena reaksi yang terjadi bersifat eksoterm. Selain itu, penambahan
sedikit demi sedikit benzene yang dikocok dengan kuat karena benzene hanya
sedikit larut dalam asam.
Saat
penambahan benzene larutan berwarna orange. Suhu campura setelah penambahan
harus dijaga pada suhu (50-60°c), karena suhu melewati maka yang terbentuk
bukan nitrobenzene melainkan zat lain yang titik didihnya tinggi sedangkan bila
kurang maka nitrobenzenanya tidak terbentuk. Dan pada percobaan ini pengaturan suhunya berkisar
pada suhu 39°c. Jadi pada suhu 50-60°c
nitrobenzene yang terbentuk dapat lebih sempurna.
Berikut mekanisme reaksi pembentukan nitrobenzene :
Setelah
dikocok dan campuran tidak lagi bereaksi dilakukan refluks dengan menggunakan
penangas air. Tujuan dari merefluks ini yaitu agar campuran tersebut dapat
terpisah sesuai dengan molekul dan campurannya masing-masing. Dimana refluks
adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara, sampel dimasukkan
ke dalam labu bundar bersama-sama dengan cairan pelarut lalu dipanaskan.
Uap-uap cairan terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
pelarut yang akan turun kembali menuju labu bundar, demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyaringan sempurna. Setelah
direfluks selama 40 menit, dipisahkan dalam corong pisah kemudian nitrobenzene
yang diperoleh dicuci berturut-turut dengan 25 ml air, larutan NaOH, dam air.
Pada
pencucian dengan air terbnuk 2 lapisan yaitu lapisan atas (air) dan lapisan
bawah (kuning) adalah nitrobenzene. Terbentuknya 2 lapisan karena adanya
perbedaan sifat kepolaran dimana air besifat polar dan nitrobenzene bersifat
non-polar, selain itu juga dipengaruhioleh perbedaan massa jenis, dimana air (1
g/ml) lebih kecil dibanding nitrobenzene (1,2 g/ml) sehingga air berada pada
bagian atas. Pencucian dengan air dimaksudkan untuk melarutan zat-zat hasil
pencucian atau mencuci garam dan H2SO4 yang masih ada
pada halida pada pencucian dengan NaOH 5% terbentuk dua lapisan, atas merah dan
bawah kuning. Terbentuknya dua lapisan ini sama halnya dengan pencucian dengan
air. Lapisan atasmerupakan zat-zat hasil reaksa NaOH dengan H2SO4
sedangakan lapisan bawah adalah nitrobenzene. Pencucian dengan NaOH dimaksudkan
untuk menetralkan sisa asam yang masih terdapat dalam campuran membentuk
natrium sulfat yang larut dalam air, seperti reaksi berikut ;
Setelah
dilakukan pencucian, lapisan nitrobenzene dipindahkan ke gelas kimia dan
ditambahkan MgO secukupnya yang berfungsi untuk mengikat air yang kemungkinan
ikut tertampung pada saat memisahkan lapiasan nitrobenzena pada corong pisah,
reaksinya sebagai berikut ;
Kemudian campuran disaring dengan menggunakan corong
biasa yang telah dilengkapi dengan kertas saring berlipat. Hal ini dimaksudkan
agar magnesium yang direaksikan tertinggal pada kertas saring dan nitrobenzena
yang diperoleh lebih murni. Dari hasil penyaringan diperoleh 13,5 ml
nitrobenzena dengan perse rendamenya 43,90 %.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan ;
1. Untuk pembuatan senyawa oraganik, misalnya pada
pembuatan nitrobenzena dapat dibuat dengan metode refluks, penyaringan,
pengeringan, dan pemisahan menggunakan corong pisah.
2. Reaksi subtitusi elektrifilik aromatic terjadi
pertukaran gugus bermuatan positif parsial dengan salah satu atom, ion atau
gugus dalam suatu rangkaian tertutup senyawa aromatis.
3. Perbedaan senyawa aromatik dan alifatik terletak pada
reaksinya, dimana senyawa aromatic, benzene, cenderung bereaksi secara
subtitusi sedangkan alifatik cenderung bereaksi secara adisi.
J.
Saran
Diharapkan kepada Asisten agar selalu mendampingi praktikannya untuk meminimalisir kesaahan-kesalahan yang
mungkin terjadi, yang bisa berakibat fatal.
Daftar Pustaka
Anonim2.
2010. Subtitusi Aromatik Elektrofilik. (http://chem-is- try.org).
Diakses pada tanggal 15 Mei 2010.
Hart,
Harold. 2003. Kmia Organik Edisi kesebelas. Jakarta.: erlangga
Parlan
dan Wahyudi. 2008. Kimia Organik Edisi Refisi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Rasyid,
Muhaidah. 2006. Kimia Organik I. Makassar: UNM.
Thersnik.
2008. Kimia Dasar II Edisi Revisi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim
Dosen Kimia Organik. 2010. Penuntuan Praktikum Kimia Organik
I. Makassar: UNM
Label: nitrobenzena, oraganik, pembuatan nitrobenzena, praktikum pembuatan nitrobensena
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda