PEMBUATAN SIKLOHEKSANON
A. Judul
Percobaan
“Pembuatan
Sikloheksanon”
B. Tujuan
Pecobaan.
Pada
akhir percobaan mahasiswa diharapkan :
1. Terampil dalam melakukan oksidasi alkohol sekunder
siklik.
2. Dapat memahami reaksi oksidasi alkohol sekunder
siklik.
C. Latar
Belakang Teori.
Senyawa
yang mengandung gugus fumgsional –OH disebut alkohol. Gugus-OH berikatan
kovalen dengan atom karbon dalammolekul alkohol, dan molekul-molekul tersebut
tidak terorientasi di dalam air menghasilkan ion OH¯. Alcohol yang paling
sederhana adalah metanol, CH3OH, yang disebut metil alkohol.
Etanol,CH3CH2OH, yang juga dikenal sebagai etil alkohol
adalah alkohol paling sederhana berikutnya, mengandung dua atom karbon. Jika jumlah atm karbon dalam
molekul alkohol lebih besar dari dua, ada beberapa isomer yang mungkin,
bergantung pada letak gugus-OH seperti pada sifat alami rantai karbon
(Goldberg,2004; 127).
Menurut
Krisbiyantoro (2008), sifat-sifat alkohol sebagai berikut :
1. Metanol, etanol, dan propanol dapat bercampur dengan
air.
2. Bersifat sebaaagai basa lewis
3. Semakin tinggi massa molekul relatifnya maka semakin
tinggi pula titik didi dan titik lelehnya.
4. Dapat bereaksi dengan Natrium membentuk natrium
alkanoat (natrium alkoksi) untuk membedakan alkanal dengan alkoksi
alkana.
5. Bereaksi dengan asam alkanoat membentuk membentuk
ester
6. Dapat dioksidasi dengan ketentuan sebagai berikut :
ü Alkanol primer dapat
dioksidasi menjadi alkanal selanjutnya dioksidasi lagi menjadi asam
karboksilat.
ü Alkanol sekunder dapat dioksidasi menjadi aldehida
ü Alkanol tersier tidak dapat dioksidasi
Keton
adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah juga dapat dikatakan senyawa
organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton
tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbram,
1992).
Menurut
Krisbiyantoro (2008), ada beberapa sifat-sifat dari senyawa keton yaitu :
1. Berbau segar dan larut dalam air untuk semua suku-suku
rendah.
2. Untuk suku-suku tengah tidak larut dalam air walaupun
merupakan zat cair.
3. Suku-suku tinggi berbentuk padatan.
4. Dapat diadisi.
5. Hanya dapat berpolimerisasi kondensasi.
6. Bereaksi dengan Halogen juga dengan PX5
(X=halogen).
7. Tidak dapat dioksidasi.
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena
aldehid dan keton tidak memiliki hidrogen yang yang terikat pada oksigen, maka
tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti tarik menarik pada alkohol.
Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik
menarik elektrostatik yang relative kuat antara molekul-molekulnya, bagian
positif dari sebuah mlekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lainnya
(Anonim, 2010).
Alkohol
dengan paling sedikit satu hydrogen pada karbon pembawa gugus hidroksil dapat
dioksidasi akan membentuk aldehida, jika dioksidasi lebih lanjut akan membentuk
asam karboksilat.
H
H OH
R-C-OH dioksidasi R-C=O
dioksidasi R-C=O
H
Alkohol primer
aldehida Asam
karboksilat
Alkohol tersier
tidak dapat dioksidasi (Rasyid, 2006; 137).
Dalam
kimia anorganik, oksidasi didefinisikan sebagai dilepaskannya elektron oleh
suatu atom, sedangkan reduksi adalah diperolehnya electron oleh suatu atom.
Oksidasi
Reduksi
Na° -e¯ Na+ Fe3+ +e¯ Fe2+
Dalam
reaksi organik, tidaklah selalu mudah untuk menentukan apakah sebuah atom karbon
“memperoleh” atau “kehilangan” elektron. Namun, oksidasi atau reduksi senyawa
organik adalah reaksi-reaksi yang biasa. Berikut ini aturan sederhana untuk
menentukan apakah senyawa organik tersebut dioksidasi ataukah direduksi.
“jika sebuah atom atau molekul memperoleh oksigen atau
kehilangan hydrogen, maka molekul itu teroksidasi”
OH O
CH3CH2 [o] CH3CO2H dan
CH3CHCH3 [o] CH3CCH3
“jika sebuah atom atau molekul kehilangan oksigen atau
memperoleh hydrogen, maka molekul itu teruduksi”
O OH
CH3CO2H [H] CH3CH2OH dan
CH3CCH3 [H] CH3CHCH3
(Fessenden dan Fessenden, 1986; 287).
D. Alat dan
Bahan
1. Alat ;
a. Erlenmeyer bertutup asa 250 ml
b. 1 set alat destilasi.
c. Corong biasa.
d. Gelas ukur 10 ml, 25 ml, dan 250 ml.
e. Termometer 100°c
f. Corong pisah 250 ml
g. Batang pengaduk.
h. Labu semprot.
i.
Pipet tetes.
j.
Penangas air.
k. Sumbat kapas.
l.
Stopwatch
m. Neraca analitik
2. Bahan ;
a. Kalium bikromat
b. Asam sulfat.
c. Sikloheksanol
d. Petroleum eter
e. NaCl
f. Tissue
g. Es batu
h. MgSO4 anhidrat
i.
Aquadest
j.
Kertas saring.
E. Cara Kerja
1. Menimbang 20,5 gram kalium bikromat dan melarutkannya
dalam 100 ml aqudest.
2. Menambahkan dengan hati-hati 10 ml asam sulfat pekat
ke dalam larutan kalium bikromat dan mendinginkan campuran sampai suhu 30°c
3. Memasukkan 10 ml sikloheksanol dalam Erlenmeyer
bertutup asa.
4. Menambahkan larutan kalium bikromat ke dalam
Erlenmeyer bertutup asa yang berisi larutan sikloheksanol sedikit demi sedikit.
5. Mengocok sampai campuran bercampur dengan baik.
6. Mendinginkan bagian luar labu dengan air dingin pada
suhu mulai 55°c.
7. Mengatur temperature campuran agar tidak kurang dari
50°c dan tidal lebih dari 60°c.
8. Mendinginkan campuran di udara apa bila temperature
tidak melebihi 60°c sambil sesekali dikocok.
9. Memindahkan campuran ke dalam labu destilasi 500 ml
dan menambahkan 100 ml aquadest, kemudian memasang pendingin untuk destilasi.
10. Mendestilasi campuran sampai diperoleh kira-kira 65 ml
destialat.
11. Menjenuhkan campuran dengan 13 gram NaCl, kemudian
memisahkan lapisan sikloheksanon ( lapisan atas ).
12. Mengambil lapisan atas (siklohesanon) dan bawah (air).
13. Mengekstraksi lapisan bawah (air) dengan 12 ml
petroleum eter.
14. Mencampurkan hasil ekstrak dengan sikloheksanon lalu
menambahkan 3 gram MgSO4 anhidrat.
15. Memipet laruran yang telah dikeringkan , kemudian
menimbang berat sampel.
F. Hasil Pengamatan
20,5
gram K2Cr2O7 (jingga) + 100 ml aquadest larutan berwarna jingga
+ 10 ml H2SO4 larutan berwarna merah + 10 ml
sikoheksanol
{bening}
{bening}
Larutan
berwarna hitam mengukur
suhu 48-50°c
Mendiamkan
di udara selama 20 menit
larutan berwarna hitam
didestilasi dan tidak diperoleh
minyak.
G.
Analisis Data
Dik : ρ =
0,947 g/ml
ρ =
0.949 g/ml
V
siklohesanon = 0 ml
V
siklohesanol = 10 ml
Mm
siklohesanol = 101 g/ml
Mm
siklohesanon = 98 g/ml
Dit : Rendamen = …..?
penyeleseian
Massa siklohesanol = ρ siklohesanol V siklohesanol
=
0,947 g/ml 10 ml = 9,47 g
1 mol C6H11OH 1 mol C6H10O
Sehingga secara teori diperoleh,
Massa
siklohesanon =
= 9,188 gram
Rendamen =
F. Pembahasan
Pada
pembuata sikloheksanon ini, dimulai dengan melarutkan 20,5 gram kalium bikromat
dengan 100 ml air. Pelarutan ini dilakukan sedikit demi sedikit bertujuan untuk
melarutkankalium bikromat secara sempurna dan diperoleh larutan berwarna jingga
yang merupakan warna dari kalium bikromat itu sendiri. Adapun fungsi dari
kalium bikromat yaitu sebagai oksidator. Kemudian ditambahkan asam sulfat pekat
sebanyak 10 ml yang berfungsi untuk memberikan suasana asam pada larutan juga
sebagai katalis, untuk mempercepat reaksi. Lalu, campuran berubah menjadi merah
dan suhu larutan menjadi panas yang awalnya dingin. Hal ini menandakan sistem
melepaskan kalor ke lingkungan (reaksi eksoterm). Campuran kemudian didinginkan sampai 30 dengan mendinginkan bagian luar gelas dengan
air es, karena jika jika suhunya diatas itu maka dikhwatirka terjadi pemutusan
ikatan antara molekulnya sehingga sikloheksanon tidak tebentuk. Setelah itu
dimasukkan 10 ml siklohesanol ke dalam
Erlenmeyer, siklohesanol disini berfungsi sebagai bahan baku dalam pembuatan
siklohesanon yang akan mengalami oksidasi. Kemudian dalam siklohesanol
dimasukkan campuran kalium bikromat sambil dikocok dan larutan berwarna hitam
kekuningan setelah perlakuan tersebut. pada proses
pendinginan, suhu campuran 48°c, kemudian campuran didinginkan di udara
selama 30 menit sambil dikocok dan suh campuran telah
konstan karena tidak lagi mengalami perubahan suhu.
Campuran kemudian
didestilasi dan sebelum
itu dilakukan
penambahan 100
ml aquadest , akan tetapi pada proses destilasi ini praktikan lalai dalam
penambahan batu didih yang berperan untuk mengurangi letupan-letupan pada
proses destilasi, sehingga yang keluar sebagai destilat bukanlah destilat murni
melainkan campuran itu sendiri karena meluap akibat pemanasan dalam proses
destilasi.
Kelalaian
kedua yang dilakukan oleh praktikan adalah menumpahkan hasil destilasi yang
telah diperoleh pada saat proses destilasi kedua, proses destilasi pertama
gagal, sehingga mengakibatkan minyak yang diperoleh pada lapisan atas ikut
terbuang, sehngga tidak ada lagi minyak ( sikloheksanon ) yang diperoleh.
Adapun mekanisme reaksi dari percobaan ini adalah :
G. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil percobaan maka dapat disimpulkan :
1. Proses pembuatan sikloheksanon dibuat dengan cara
mengoksidasi alkohol sekunder siklik (sikloheksanol) dengan bantuan oksidator
kalium bikromat (K2Cr2O7).
2. Hal yang paling mempengaruhi pembuatan sikloheksanon
yakni suhu larutan yang harus berkisar 50-60°c.
I. Saran
Diharapkan
agar praktikan selanjutnya, lebih teliti dan tidak cepat panic pada saat praktikum.
Daftar Pustaka
Anonim.
2010. http:// id. Wiki Pedia. Org/wiki/keton. Diakses pada tanggal 10 April
2010.
Fessenden,
Ralp J dan Fessenden, Joan. 1986. Kimia Organik
Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Golberg,
David. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Krisbiyantoro,
Adi. 2008. Panduan Kimia Praktis SMA. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
Wilbram.
1992. http:// chem.-is-try.com. diakses pada tanggal 10 April 2010.
Label: pembuatan sikloheksanon, praktikum organik sikloheksena, praktikum pembuatan sikloheksanon, praktikum sikloheksanon, sikloheksanon
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda